Sang Penakluk Andalusia

Spanyol, sebuah kata yang ketika kita mendengarnya akan membayangkan sebuah negara nan indah di eropa. Spanyol merupakan salah satu negara terindah yang ada di dunia. Ornamen – ornamen bangunan yang menjadi saksi bisu tentang perubahan peradaban di negara itu, se akan ingin berkata kepada kita bahwa mereka telah menyaksikan ribuan kisah indah yang ter-ukir disana. Salah satu kisah indah yang mereka rindu akan hal itu adalah bahwa mereka pernah dikuasai dan didiami oleh orang – orang ber-iman. Benar! Islam pernah menguasai andalusia ( spanyol ) ratusan tahun yang lalu. Andalusia, begitu sebutannya dahulu, sebuah negara yang pernah menjadi negeri tauhid, tepat berada di atas benua afrika. Andalusia dibawah kepemimpinan islam menjadi sebuah negeri yang sangat maju, dimana pada saat itu negeri – negeri di daratan eropa berada dalam kegelapan, namun Al – Andalus menjadi sebuah negeri terang benderang dibawah ilmu pengetahuan dan Rahmat Allah yang melimpah.

anadalusia
Sebuah lukisan tentang kehidupan andalusia oleh Pelukis : Jean leon gerome. Menunjukkan umat muslim yang sedang sholat di atas bangunan.

Namun dibalik kemegahan, dan ketenaran itu semua, tentu terdapat seorang yang menjadi pionir nya, dialah seorang panglima perang islam yang bernama Thariq Bin Ziyad. Thariq bin ziyad merupakan seorang panglima perang dari dinasti Bani Umayyah. Thariq dijuluki sebagai “Sang Penakluk Andalusia”. Dia adalah seorang panglima perang yang sangat pemberani!. Tidak banyak riwayat yang menyebutkan masa kecil sang penakluk andalusia, hanya sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa dia adalah seorang budak yang di angkat menjadi panglima perang oleh seorang amir di kerajaan Bani Umayyah.

Ketika itu bangsa andalusia dikuasai oleh raja yang dzalim yang bernama “Roderick” , akibat itu banyak penduduk dan gubernur andalusia yang mengungsi ke afrika utara untuk bertahan hidup, yang pada saat itu afrika utara berada di bawah kemimpinan islam. Gubernur andalusia merasakan nikmatnya hidup di bawah pimpinan islam, keamaan, ketentraman, sehingga dia menjadi wakil rakyat andalusia untuk mengajukan agar islam masuk ke andalusia. Singkat cerita, di utuslah Thariq menjadi panglima perang untuk menaklukkan andalusia.

12 Kapal perang dengan 12.000 pasukan dibawah pimpinan thariq berangkat ke andalusia. Sesampainya di andalusia, Thariq memerintahkan untuk menenggelamkan (membakar) kapal perangnya. Banyak pada saat itu pasukannya tidak setuju dengan apa yang dilakukannya, karena banyaknya desas desus antar sesama prajurit, Thariq mengumpulkan semua pasukannya di sebuah bukit yang dikenal sekarang dengan Bukit Gilbratar ( Jabal Thariq ) . Disitu dia ber-orasi penuh tentang semangat jihad, semangat kemenangan. Dia mulai menyemangati para pasukannya dengan kata – kata indah yang dia lontarkan. sehingga sampai dia menyebutkan sebuah kalimat indah yang menjadi Bahan bakar semangat para pasukannya yaitu :

أيّها الناس، أين المفر؟ البحر من ورائكم، والعدوّ أمامكم، وليس لكم والله إلا الصدق والصبر…Tidak ada jalan untuk melarikan diri! Laut di belakang kalian, dan musuh di depan kalian: Demi Allah, tidak ada yang dapat kalian sekarang lakukan kecuali bersungguh-sungguh penuh keikhlasan dan kesabaran.

Dengan kalimat indah yang disampaikan thariq, hiduplah semangat pasukannya, bergelora bukan hanya untuk menang di dunia, namun juga menang di akhirat sebagai seorang syuhada.

Pada awalnya pasukan thariq hanya di perintahkan untuk melakukan pengamatan, dan pengukuran kekuatan musuh, sampai menunggu datangnya pasukan Musa bin Nusayr (Gubernur Afrika utara ). Namun karena kecintaannya akan syahid, Thariq menjadikan pasukannya menjadi pasukaan perang untuk melawan raja roderick, dan membunuh harapan pasukannya untuk kembali pulang ke afrika dengan membakar kapal – kapal perangnya.

Pada tahun 91 hijriah terjadilah perang yang sangat sengit antara pasukan islam dibawah kemimpinan Thariq dengan Pasukan Gothik dibawah raja Roderick. Pada saat itu pasukan islam kalah jumlah, namun akibat orasi – orasi hebat dan semangat – semangat yang dilontarkan oleh thariq tentang kemenangan yang hakiki yaitu syahid, membuat jiwa syuhada pasukan Islam menjadi bergelora, menjawab panggilan Allah adalah tujuan utama mereka, membuat mereka berhasil mengalahkan musuh. Sang Raja Roderick pun lari terpintal – terpintal melihat kekalahan pasukannya dan akhirnya mati tenggalam di sungai burbat.

Kemenangan pasukan islam di sungai burbat, merupakan sebuah kehinaan dan aib bagi bangsa gothik. Bangsa gothik mengumpulkan pasukan untuk mengusir pasukan islam dari tanah mereka, namun upaya mereka gagal karena pasukan islam yang dibawah kemimpinan thariq bertambah kuat karena kedatangan pasukan islam lain dibawah kemimpinan Musa ( gubernur Afrika utara pada saat itu ).

Sang penakluk andalusia, masih belum cukup puas dengan kemenangan itu, dengan pasukannya yang telah bersatu, dia berniat untuk menaklukkan kota – kota lain di andalusia, sehingga terjadilah perang yang sengit di ecija, dan untuk kesekian kalinya pasukan muslim menang terhadap bangsa gothik.

Masih tersisa 4 kota besar di andalusia yang ke-4 nya adalah , Kordoba, granada,malaga dan toledo. Untuk itu thariq membagi pasukan muslim menjadi 4 bagian untuk menaklukkan masing – masing kota tersebut, dimana terdapat 1 pasukan yang langsung di pimpin oleh Thariq. Penaklukkan dilakukan dengan mudah, 4 kota tersebut berada di bawah naungan islam dengan indah.

Penaklukkan andalusia dapat terjadi juga karena banyak dari rakyat andalusia yang sudah muak dengan prilaku rajanya yang dzalim. Sehingga banyak dari rakyat andalusia yang sukarela bergabung dengan pasukan Islam dibawah kemimpinan thariq untuk melawan bangsa gothik.

Setelah menaklukkan andalusia, thariq ber-ke-inginan untuk menaklukkan seluruh Eropa untuk menebar dakwah dan syiar islam kesluruh penjuru eropa. Namun takdir Allah berkata lain dengan ke – inginan thariq. Khalifah Bani Umayyah memrintahkan Thariq untuk kembali ke damaskus. Sebagai seorang prajurit yang taat terhadap pimpinanannya, dia meredam ke inginannya untuk menaklukkan eropa. Dia kembali ke damaskus atas ketaatannya terhadap pimpinanannya saat itu. Setelah kembali ke damaskus, tidak lama setelah itu dia meninggal dunia. Tidak banyak riwayat yang mengabarkan tentang sebab apa dia meninggal. Thariq meninggal di damaskus pada tahun 700 masehi.  Jasadnya memang telah mati, namun semangat syuhada-nya masih tetap hidup di hati para muslim. Thariq begitulah nama sang penakluk andalusia.

Tinggalkan komentar